JAKARTA – Dalam rangka memperingati World Inflammatory Bowel Disease Day 2024, RS Abdi Waluyo Ibukota mengadakan seminar bertajuk ‘Kiat Mendeteksi lalu Mengatasi Penyakit Radang Usus/IBD’ dan juga juga FunWalk. Acara ini bertujuan untuk turut menyuarakan pentingnya kepedulian terhadap IBD atau peradangan usus kronis yang tersebut dapat mengakibatkan komplikasi berat bahkan kematian penderitanya.
Untuk tambahan mengerti apa itu IBD, di artikel ini akan dijelaskan terkait penyakit tersebut. IBD sendiri merupakan sekelompok penyakit autoimun yang mana ditandai dengan peradangan pada usus kecil serta besar, dalam mana elemen sistem pencernaan diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. IBD termasuk penyakit inflamasi yang digunakan miliki pemicu multifaktorial.
Pada dasarnya, IBD terbagi menjadi 3 tipe yaitu Ulcerative Colitis (UC), Crohn’s Disease (CD), juga Colitis Indeterminate (Unclassified). Pada UC, muncul peradangan lalu luka ke sepanjang lapisan superfisial usus besar juga rectum, sehingga rutin merasa nyeri ke bagian kiri bawah perut.
Fun Walk RS Abdi Waluyo pada rangka memperingati “World Inflammatory Bowel Disease Day 2024. Foto/Istimewa
Sedangkan pada CD, terbentuk peradangan hingga lapisan saluran pencernaan yang dimaksud lebih tinggi dalam, sehingga kerap merasa nyeri ke bagian kanan bawah perut namun pendarahan dari rektum cenderung lebih lanjut jarang.
Pada pasien dengan UC, mempunyai tendensi 6 kali lebih besar besar berisiko komplikasi berubah menjadi neoplasma rektum jika dibandingkan dengan dengan penyakit bengkak usus lainnya. Namun, hanya sekali 5% perkara UC berat yang tersebut menjadi neoplasma kolorektal.
Chief Executive Officer RS Abdi Waluyo dr. Roswin R.D., MARS, mengatakan, pihaknya berazam terhadap keseimbangan pasien dengan meningkatkan kesadaran mereka terkait IBD ke Indonesia, menyediakan akses bagi penyembuhan IBD, dan juga bermitra dengan asosiasi medis untuk meningkatkan pengetahuan, diagnostik, serta tatalaksana IBD.
“Ini saatnya kita bersatu untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit, tantangan sehari-hari yang mana dihadapi oleh pasien yang tersebut hidup dengan penyakit bengkak usus, perlunya akses yang digunakan lebih besar baik untuk layanan IBD juga lebih lanjut sejumlah penelitian untuk menemukan penyembuhan yang dimaksud lebih lanjut baik kemudian pada akhirnya dapat menyembuhkannya. Hal ini sebab IBD dapat menyerang siapa pun tanpa memandang usia,” kata dr. Roswin.
Pada kesempatan yang sama, RS Abdi Waluyo juga meluncurkan pelayanan IBD Center dengan visi untuk memberikan pelayanan yang tersebut berfokus pada penegakan diagnosa yang cepat kemudian tepat juga perawatan yang holistik.
Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD, SpPD, KGEH, FACG, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Abdi Waluyo menyatakan, pada dasarnya penggerak IBD belum diketahui dengan jelas. Namun, kesalahan pada diet serta tingkat stres berlebih sanggup memulai terjadinya IBD.
Faktor keturunan juga berperan di IBD, meskipun bilangan bulat penderitanya sangat sedikit.
Artikel ini disadur dari Mengenal Inflammatory Bowel Disease, Penyakit yang Kerap Terabaikan namun Bisa Akibatkan Komplikasi dan Kematian