JAKARTA – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan pentingnya sikap arif kemudian bijaksana di berdakwah, baik secara segera maupun melalui media sosial.
Sebagai da’i atau da’iyah, setiap ucapan yang dimaksud disampaikan harus mengedepankan prinsip kesantunan kemudian etika, khususnya pada konteks publikasi di dalam media sosial yang mana dapat dijangkau oleh sejumlah orang.
“Da’i juga da’iyah harus memahami betul batasan-batasan di berbicara di depan umum kemudian ketika memposting konten dalam media sosial. Pesan yang disampaikan harus tidaklah menyinggung perasaan pemukim lain kemudian terus merawat kerukunan juga kedamaian,” ujar Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU KH Nurul Badruttamam ke Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Dia juga mengingatkan bahwa ceramah, baik yang dimaksud disampaikan segera maupun melalui media media sosial, harus dikerjakan dengan penuh kehati-hatian.
Dalam menyampaikan materi dakwah, penting untuk tidaklah mengalami masalah pada reaksi spontan yang tersebut dapat merugikan citra diri atau lembaga. Namun harus fokus terhadap materi yang mana telah lama disiapkan sebelumnya dan juga hindari pengaruh emosi atau hambatan pribadi.
“Ketika materi ceramah berhubungan dengan hal-hal yang digunakan sensitif, berpikir ulang adalah langkah yang tersebut bijak. Isi ceramah atau postingan harus mengandung kritik yang digunakan konstruktif juga tak menyakiti pihak lain,” lanjutnya.
Dalam hal humor, Nurul Badruttamam juga mengingatkan pentingnya pendekatan yang tersebut bijaksana. Humor adalah bagian dari seni komunikasi yang dapat meredakan ketegangan, namun permanen harus dihormati batasannya.
Artikel ini disadur dari Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Dakwah Itu Mengajak, Bukan Mengejek!