JAKARTA – Dalam beberapa dekade terakhir, konsep bioekonomi semakin sejumlah dibahas sebagai salah satu upaya menuju konstruksi berkelanjutan kemudian transisi perekonomian rendah karbon . Sebagai negara dengan megabiodiversitas, Nusantara memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di bioekonomi.
Secara luas, bioekonomi dipahami sebagai sistem ekonomi yang dimaksud menggunakan sumber daya hayati secara berkelanjutan untuk menciptakan produk-produk kemudian jasa yang tersebut dapat menggantikan unsur baku berbasis fosil. Salah satu catatan penting dari bermacam negara yang tersebut telah terjadi mengadopsi model ini adalah pentingnya menjamin bahwa pemanfaatan direalisasikan secara bertanggung jawab untuk lingkungan lalu sosial, teristimewa pelibatan masyarakat lokal dan juga pelaku bidang usaha mikro, kecil dan juga menengah.
Bioekonomi memiliki peluang besar sebagai pilar perubahan ekonomi menuju visi Indonesi Emas 2045 . Dengan 62% daratan, Negara Indonesia merupakan kawasan hutan yang dimaksud berubah menjadi salah satu sektor strategis di pengembangan dunia usaha berbasis hayati secara berkelanjutan.
Deputi Lingkup Kemaritiman lalu Informan Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati menjelaskan, belum adanya kerangka jelas kemudian panduan praktis mengenai bioekonomi yang tersebut dapat diadopsi oleh para pemangku kepentingan, mengakibatkan beragam tantangan pada pengelolaannya, seperti terbatasnya pemahaman kolektif, belum optimalnya pemanfaatan prospek sumber daya alam yang tersebut melimpah, kemudian lemahnya sinergi antara sektor-sektor terkait.
“Diperlukan inisiatif untuk merumuskan konsep juga prinsip bioekonomi yang dapat diadopsi dalam tingkat nasional,” kata Vivi ketika Tanah Air Bioeconomy Initiative Workshop dikutipkan Kamis (5/12/2024).
Vivi menambahkan, inisiatif ini tidak ada hanya saja melibatkan pengembangan kerangka konseptual yang jelas juga disepakati, tetapi juga penerapan praktisnya di dalam bermacam sektor. Tanah Air Bioeconomy Initiative Workshop merupakan langkah awal untuk menyusun kerangka bioekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia.
“Konsep bioekonomi dirumuskan dengan mempertimbangkan kekayaan lokal yang digunakan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir kemudian dikelola secara bijak,” jelas Vivi.
Sementara itu, Plt. Direktur Kehutanan lalu Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam menyampaikan, pentingnya kolaborasi antaraktor sebagai elemen fundamental di mempercepat implementasi bioekonomi di Indonesia.
“Pemerintah berperan memberikan arah kebijakan, bola bisnis berubah menjadi motor inovasi, akademisi menyediakan ilmu pengetahuan, juga penduduk adat melindungi kearifan lokal yang mana menjadi dasar keberlanjutan,” jelas Medrilzam, sembari menambahkan, melalui kerja sebanding lintas sektor yang digunakan kuat akan berubah menjadi kunci di mendirikan ekosistem bioekonomi yang digunakan terintegrasi, mulai dari substansi baku hingga proses pengolahan lebih lanjut produk.
Artikel ini disadur dari Indonesia Berpeluang Jadi Pemimpin Bioekonomi Dunia