JAKARTA – Siapa sangka bunga Marigold yang mana selama ini dikenal sebagai vegetasi hias bisa saja berubah menjadi material utama produk-produk kesehatan? Marigold, sebuah startup hasil kolaborasi pelajar Universitas Nusantara (UI) lalu Institut Pertanian Bogor (IPB), berhasil memanfaatkan peluang bunga ini untuk menciptakan makanan lalu minuman berbasis ekstraksi Marigold yang digunakan diformulasikan untuk membantu mengatasi kesulitan pencernaan.
“Marygold lahir dari keinginan kami untuk memberikan solusi praktis bagi merek yang digunakan kerap mengalami permasalahan pencernaan, khususnya akibat gaya hidup sibuk. Tingginya bilangan gastritis di dalam Indonesia berubah menjadi salah satu pemicu utama pembaharuan ini,” ujar Ketua Tim sekaligus direktur utama Marygold Shiva Riana, pada keterangannya dalam Jakarta, Akhir Pekan (24/11/2024).
Inovasi Marigold berawal dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek, melalui kegiatan Wirausaha Merdeka bernama Wira Cipta Universitas Indonesia. Dalam inisiatif ini, peserta didik UI juga IPB dipertemukan untuk mengembangkan ide perubahan bisnis.
“Proses ini berlangsung selama enam bulan lalu diakhiri dengan kegiatan demoday pitching untuk investor. Dari situ, kami mendapat pengalaman berharga yang dimaksud memacu langkah kami ke tahap berikutnya,” jelas Shiva.
Setelah acara Wira Cipta berakhir, Marygold berhasil melanjutkan perjalanan inovasinya melalui kegiatan pendanaan serta inkubasi kegiatan bisnis UI Incubate 2024 yang tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Science Techno Park Universitas Nusantara (DISTP UI). Inisiatif ini bertujuan untuk menyokong pengembangan berbasis penelitian serta mempunyai empat skema pendanaan: Problem Solution Fit, Product Market Fit, Scale Up, lalu Akselerasi.
“Marygold berhasil lolos ke tahap Product Market Fit dengan pendanaan sekitar Rp80 juta. Pendanaan ini membantu kami mengembangkan item dan juga memperluas jangkauan pasar,” ungkap Shiva.
Produk unggulan Marygold meliputi marshmallow kemudian minuman ringan yang digunakan kaya akan penangkal radikal juga antiinflamasi. Dengan material organik berkualitas tanpa pemanis buatan, Marygold mengedepankan pendekatan berkelanjutan sekaligus membantu tujuan pengerjaan berkelanjutan (SDG), khususnya pada peningkatan kebugaran (SDG 3) dan juga produksi bertanggung jawab (SDG 12).
Shiva menjelaskan bahwa ide awal Marygold juga terinspirasi dari pengalaman pribadi salah satu founder yang dimaksud banyak menghadapi asam lambung akibat pola makan kemudian gaya hidup tiada teratur. “Kami ingin membantu orang-orang seperti kami pelajar serta pekerja kantoran yang dimaksud rentan menghadapi kesulitan pencernaan akibat tekanan pekerjaan serta aktivitas harian,” tambahnya.
Produk Marygold dirancang praktis kemudian efektif, cocok untuk target utama merek yaitu peserta didik juga pekerja kantoran. “Marshmallow kami tiada belaka enak, tapi juga mempunyai faedah kesehatan, khususnya untuk meredakan gejala pencernaan,” ujar COO Marygold Dyah Ayu Arry Puspa.
Artikel ini disadur dari Inovasi Mahasiswa UI dan IPB Ubah Bunga Marigold Jadi Bahan Utama Produk Kesehatan