JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) dinilai penting mendapat penyertaan modal negara (PMN) saat perusahaan terlibat merancang 3 jt rumah , kegiatan unggulan milik Presiden Prabowo Subianto dan juga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Saat ini, baru tiga perseroan yang dimaksud menerima penugasan untuk terlibat di proyek tersebut, diantaranya PT Semen Nusantara (Persero) Tbk, alias SMGR, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, atau BBTN, kemudian Perum Perumnas.
Dalam skemanya, SMGR diwajibkan menyediakan materi baku semen melalui metode pengadaan juga distribusi. BBTN memberikan pembiayaan khusus untuk memudahkan rakyat mendapatkan hunian.
Sedangkan, Perumnas harus menggandeng PT KAI (Persero) untuk mengoptimalkan lahan-lahan untuk merancang model hunian terintegrasi atau transit oriented development (TOD).
Pakar kegiatan ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menilai, ketiga perusahaan pelat merah diperlukan memperoleh suntikan negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Sekalipun penyelenggaraan 3 jt rumah diyakini bukan membebani industri lalu keuangan ketiga perusahaan, namun suntikan PMN diperlukan untuk mempertahankan arus kas alias cash flow.
“Biasanya, penugasan-penugasan melaksanakan tugas-tugas acara pemerintah ini kan kemudian dihadiri oleh dengan adanya PMN. Saya tidak ada meninjau bahwasannya tugas ini akan berubah menjadi beban yang tersebut kemudian merusak BUMN-nya,” ujar Piter untuk MNC Portal, Hari Senin (11/11/2024).
Dia memandang, pemerintah telah lama menyiapkan pendanaan khusus kemudian dialokasikan untuk proyek ke sektor perumahan. Sehingga, bukanlah berubah menjadi perkara bagi BUMN ketika mendapat tugas ini.
Sebelumnya, beberapa BUMN mengalami kerugian berarti lantaran penugasan pemerintah yang tak sesuai dengan kapasitas fiskal setiap-tiap perusahaan, teristimewa pada BUMN karya.
Artikel ini disadur dari 3 BUMN Dapat Tugas Khusus Genjot Tiga Juta Rumah, Bakal Jadi Beban?