Ini bukan lelucon: Menurut daftar pekerjaan, kampanye terpilihnya kembali Presiden Joe Biden membutuhkan seseorang untuk memoderasi meme tersebut. Rekrutmen “Manajer Mitra, Halaman Konten, dan Halaman Meme” akan “memulai dan mengelola aktivitas sehari-hari berdasarkan konten teratas di Internet dan halaman meme.” Pekerjaan ini membayar hingga $85.000.
Ya, tidak mungkin menjadi pengelola meme profesional. Namun di zaman ini, perencanaan digital sama baiknya dengan berburu IRL di pasar petani. Jika para kandidat berusaha menemui pemilih di mana pun mereka berada, maka mereka harus online, karena menjadi viral berarti terhubung dengan jutaan orang. Inilah sebabnya mengapa tim kampanye Biden memiliki akun TikTok, meskipun presiden menandatangani perintah yang akan melarang aplikasi tersebut.
“Saya pikir kita dapat dan harus memberikan waktu untuk menjadi relevan, menyenangkan dan menarik dalam cara kita berkomunikasi, terutama pada platform digital,” kata Annie Wu Henry, seorang desainer dan pakar komunikasi digital, kepada TechCrunch pada bulan Februari. “Tetapi saat kita melakukan ini, kita harus terus cerdas, berhati-hati, dan hati-hati, meskipun itu baik.”
Bahkan sebelum pengangkatannya, tim kampanye Biden sudah mengandalkan meme untuk menarik pemilih. Meme Dark Brandon, yang berasal dari teori konspirasi sayap kanan tentang presiden, telah tersebar luas di akun kampanye Biden sehingga terkesan kuno. Namun orang-orang tampaknya menyukainya: Agustus lalu, penjualan Dark Brandon menyumbang 54% dari total pendapatan kampanye toko, menurut Axios.
Mantan Presiden Donald Trump juga menggunakan meme saat dia berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih. Setelah foto Trump menjadi viral, tim kampanyenya segera mulai menjual T-shirt, mug, dan minuman ringan yang menampilkan gambar tersebut, bersama dengan slogan “Never Surrender”.
Biden bukanlah orang pertama yang menyadari bahwa konten online dapat mempengaruhi pemilu. Selama media sosial masih ada, media sosial telah menjadi alat yang penting bagi para perencana politik, namun pandemi ini telah mendorong kampanye untuk menggunakan cara-cara digital. Ketika Ed Markey (D-MA) kembali mencalonkan diri sebagai Senat pada tahun 2020, poster-poster Gen Z di seluruh negeri menciptakan “Markeyverse”, sebuah grup online untuk memastikan senator pecinta iklim tersebut tetap mempertahankan kursinya. Sementara itu, Internet Organizer Memes yang anonim telah mengadakan lokakarya meme untuk organisasi politik seperti South Carolina Young Democrats. Dalam kursus ini, peserta membuat meme, mendiskusikan meme yang bagus, dan belajar bagaimana menggunakan meme yang ada untuk mengambil tindakan terhadap isu-isu politik.
Karena pemerintahan Biden mungkin melarang TikTok, kaum muda mungkin melihat upaya kampanye tersebut untuk menarik mereka dengan meme. Namun yang terpenting, penggunaan media sosial adalah bukti bahwa kampanye ini berupaya melibatkan generasi muda.