JAKARTA – Semasa hidup, Ratu Elizabeth II sempat menolak masuk nominasi penghargaan Nobel Perdamaian. Ratu nampaknya tak tertarik untuk mengungguli penghargaan itu.
Mendiang Ratu yang meninggal pada 8 September 2022 ke usia 96 tahun ini dipilih masuk nominasi Nobel Keselarasan lantaran karyanya “mengubah juga memperluas Persemakmuran.”
Dikutip People, Ratu disebut menolaknya, tetapi hal itu bermetamorfosis menjadi misteri abadi. Tidak terungkap alasan mendiang Ratu tiada mendapatkannya. Namun, alasannya kemungkinan besar cukup sederhana, mendiang Yang Mulia tampaknya tak tertarik dengan penghargaan tersebut.
Meski para kandidat tidaklah wajib diajak berkonsultasi mengenai apakah merek menginginkan penghargaan yang dimaksud atau tidak, di persoalan hukum Ratu, Istana Buckingham dihubungi “pada lebih lanjut dari satu kesempatan” oleh para pemimpin Persemakmuran “untuk memohon petunjuk” pada menominasikan Ratu.
“Mereka dengan sopan diberi tahu, ‘Terima kasih, tetapi tidak, terima kasih,’” kata Ratu disitir Daily Mail yang digunakan mengutip manusia pejabat istana senior.
Pada 2018, kampanye agar Ratu Elizabeth mengungguli Hadiah Nobel Keselarasan mencapai puncaknya, di dalam mana The Telegraph melaporkan bahwa tokoh urusan politik senior percaya bahwa Ratu harus diakui berhadapan dengan pengabdiannya selama 66 tahun untuk Persemakmuran sejak naik takhta pada 6 Februari 1952. Ia akhirnya mengabdi selama 70 tahun sebelum meninggal pada 2022.
Masalah ini ditanggapi dengan sangat serius sehingga The Telegraph melaporkan pada ketika itu bahwa usulan untuk mencalonkan Ratu kemungkinan akan dibahas pada Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran berikutnya, dengan negara-negara Persemakmuran yang lebih besar kecil memimpin.
“Hal ini sedang dibahas oleh berubah-ubah komisaris tinggi,” kata orang sumber terhadap media tersebut.
“Mereka ingin mencalonkannya menghadapi apa yang dimaksud telah dilakukan dilakukannya untuk Persemakmuran,” ucapannya lagi.
Artikel ini disadur dari Ratu Elizabeth Sempat Menolak Masuk Nominasi Penghargaan Nobel Perdamaian, Kenapa?