JAKARTA – Penanganan sampah makanan masih belum tersolusi dengan baik dalam Indonesia. Tercatat setiap tahunnya ada 19-29 ton sampah makanan terproduksi.
Menyikapi itu, pemerintah disarankan melakukan food bank atau bank makanan. Selain nantinya tepat sasaran, solusi ini mampu menghadapi pemborosan makanan (food waste) kemudian kerawanan pangan (food insecurity) yang tersebut sekarang ini masih terjadi.
Hal itu terungkap ketika Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi), Kementerian Koordinator Area Perekonomian, kemudian Kamar Dagang kemudian Industri (Kadin) mengatur Focus Group Discussion (FGD) pada Jakarta, Hari Jumat (26/7/2024).
“Tentunya mengamati acara makanan gratis yang digunakan digaungkan Presiden terpilih. Tentu ini menjawab solusi dari permasalahan yang digunakan ada,” kata Ketua Inkowapi Sharmila.
Dia mengawasi pembentukan food bank melalui koperasi adalah solusi efektif. Sebab, selain miliki jaringan yang dimaksud kuat juga kerangka terorganisir, koperasi juga dapat mengumpulkan, menyimpan, serta mendistribusikan surplus makanan secara efisien.
Terlebih, food bank mampu menjaga stabilitas harga/inflasi dengan menyeimbangkan pasokan kemudian permintaan pangan, pengentasan kemiskinan dengan menyediakan akses pangan dan juga memberdayakan masyarakat melalui partisipasi pada pengelolaan juga distribusi makanan.
“Dengan demikian inisiatif Food Bank ini tidaklah belaka dapat mengatasi food waste, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial serta dunia usaha di Indonesia,” ucapnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Lingkup Asosiasi dan juga Himpunan Wisnu W Pettalolo menuturkan lebih tinggi dari 80% food waste berasal dari sampah rumah tangga, sementara sisanya dari sampah nonrumah tangga.
Di sisi lain, pemborosan pangan juga menyebabkan fluktuasi tarif pangan yang tersebut pada akhirnya mempengaruhi daya beli komunitas teristimewa bagi komunitas pada kategori rentan.
Artikel ini disadur dari Produksi Sampah Makanan Capai 29 Ton per Tahun, Pemerintah Disarankan Bikin Food Bank