JAKARTA – Subholding PT PLN Tenaga Primer Indonesi ( PLN EPI ) menegaskan komitmennya mempercepat metamorfosis energi terbarukan guna mencapai target Net Zero Emission ( NZE ) pada tahun 2060 melalui pengembangan teknologi dan juga pengembangan bauran energi yang mana lebih tinggi ramah lingkungan.
Hal ini dipaparkan oleh PLN EPI di dalam pada forum 24th ASEAN Senior Officials Meeting on Minerals (ASOMM) & ASEAN Ekstraksi Conference 2024 yang digunakan dijalankan ke Bali. Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, target ini bukan belaka menjadi bagian dari komitmen nasional Tanah Air tetapi juga tanggung jawab global di membantu pengurangan emisi gas rumah kaca.
“PLN EPI memposisikan diri sebagai pelopor pada perubahan fundamental energi ke kawasan ASEAN. Kami percaya bahwa energi hijau adalah kunci untuk masa depan yang digunakan tambahan baik,” ujar Iwan pada keterangannya, Selasa (26/11/2024).
Senior Vice President Pembangunan Bisnis Batubara PLN EPI Eko Yuniarto mengungkapkan, pada upaya mencapai NZE pada tahun 2060, bauran energi nasional Negara Indonesia akan mengalami inovasi besar. Energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, serta biomassa akan memainkan peran utama pada menciptakan bauran energi yang digunakan lebih banyak bersih kemudian ramah lingkungan, dengan target mencapai 69% dari total bauran energi pada tahun 2060.
“Transformasi ini akan didorong oleh beberapa orang langkah strategis kemudian inovatif yang tersebut sudah pernah dirancang untuk menurunkan ketergantungan pada energi fosil, juga menurunkan emisi karbon secara signifikan,”jelas Eko.
Eko menambahkan, PLN juga memanfaatkan Proyek Coal Blending kemudian Coal Switching Batubara untuk mengoptimalkan pemakaian batubara yang dimaksud lebih lanjut efisien. “Program ini bertujuan untuk mencampurkan batubara dengan kualitas yang berbeda sesuai dengan spesifikasi serta permintaan pembangkit listrik tenaga uap. Dengan cara ini, PLN dapat menegaskan pasokan energi permanen stabil kemudian efisien, sambil mengempiskan dampak lingkungan dari pemakaian batu bara,”paparnya.
Namun, imbuh dia, walaupun fokus PLN adalah energi terbarukan, batu bara masih berubah jadi tulang punggung sistem kelistrikan nasional pada masa transisi. “Pada Tahun 2024, keperluan batu bara untuk PLN serta produsen listrik independen diperkirakan mencapai 167,98 jt ton, juga meningkat 4% bermetamorfosis menjadi 174,66 jt ton pada Tahun 2025,” ujarnya.
Penggunaan batu bara, lanjut dia, akan terus turun mulai 2030 hingga semata-mata menyumbang 8% dari bauran energi pada 2060. Namun, kata dia, batu bara masih berperan penting pada menjaga stabilitas pasokan energi ketika ini. “Tapi kami juga berazam untuk secara bertahap melakukan transisi menuju energi bersih seiring berjalannya waktu,”ujar Eko.
Strategi PLN selaras dengan Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) yang digunakan ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yang berusaha mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca lebih banyak besar dari komitmen awal. Upaya ini tidaklah cuma mengupayakan pencapaian target domestik tetapi juga menguatkan kedudukan Tanah Air sebagai pemimpin pada transisi energi dalam ASEAN.
PLN EPI memproyeksikan bahwa tanpa kontrol emisi, sektor energi dapat menyumbang hingga 1.057 jt ton CO2 pada 2060. Namun, dengan pengembangan teknologi dan juga kebijakan transisi energi yang tersebut ketat, target nol emisi diyakini dapat tercapai. Melalui bervariasi langkah strategis kemudian penanaman modal pada teknologi hijau, PLN EPI optimis dapat mencapai perubahan energi yang dimaksud tidaklah semata-mata ramah lingkungan tetapi juga menjamin pasokan listrik yang mana andal bagi masyarakat.
“Transformasi ini adalah perjalanan panjang, tetapi kami percaya bahwa visi untuk masa depan hijau akan menghadirkan kegunaan besar bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
Artikel ini disadur dari PLN EPI Strategikan Perubahan Energi untuk Net Zero Emission