JAKARTA – Bisnis barang mewah diproyeksikan akan segera mengalami perlambatan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008 , bukan termasuk periode lockdown pada waktu Pandemi Covid-19. Ramalan ini menurut laporan terbaru yang tersebut dikeluarkan oleh perusahaan penasehat Bain & Company.
Laporan tahunan yang digunakan belum lama dirilis menunjukkan penurunan 2% untuk sektor barang mewah pada tahun ini, bermetamorfosis menjadi USD384 miliar dalam berada dalam ketidakpastian makroekonomi juga perlambatan di dalam China, yang mana semuanya membebani belanja konsumen.
Tren ini dinilai sangat akut ke antara Generasi Z, atau zoomer (lahir antara 1997 kemudian 2012), menurut laporan tersebut, dikarenakan biaya yang mana lebih besar lebih tinggi dan juga loyalitas pelanggan yang dimaksud menurunkan menyokong pembeli untuk mengempiskan pembelian brand kelas atas.
Sekitar 50 jt konsumen brand mewah “telah memilih mengundurkan diri dari dari pangsa barang mewah atau dipaksa pergi dari dari lingkungan ekonomi produk-produk mewah pada dua tahun terakhir,” kata laporan itu.
Secara keseluruhan, pengeluaran barang mewah pada bumi untuk barang-barang seperti pakaian, tas, perhiasan, serta kosmetik diperkirakan akan bergerak mendatar secara year-on-year (YoY) pada tahun 2024 untuk berada dalam sekitar USD1,6 triliun atau setara Rp25.131 triliun (kurs Rp15,707 per USD).
Dalam skala global, pertumbuhan kategori terkuat terlihat pada sektor kecantikan juga kacamata. Perhiasan bermetamorfosis menjadi kategori komoditas mewah yang tersebut paling tangguh, sedangkan sepatu dan juga jam tangan masih terus berjuang.
“Kami memperkirakan bahwa hanya sekali sekitar sepertiga dari merek mewah yang akan muncul dari tahun 2024 dengan peningkatan positif, turun dari dua pertiga tahun sebelumnya – berbagai brand mewah akan mengalami penurunan pendapatan,” tulis Bain & Company.
Berbeda dengan barang-barang pribadi kelas atas, pengeluaran untuk pengalaman mewah, seperti bisnis hotel serta makan, diperkirakan akan meningkat tahun ini.
“Untuk mengamankan peningkatan di masa depan, brand harus memikirkan kembali semuanya, merancang kembali kreativitas kemudian memadukan buku pedoman lama juga baru,” kata Federica Levato, mitra pada Bain & Company.
Laporan yang disebutkan menunjukkan bahwa pangsa negara berprogres mewakili peningkatan potensial baru – di antaranya Amerika Latin, India, Asia Tenggara, lalu Afrika. Secara kolektif, merek diperkirakan akan menambah lebih banyak dari 50 jt konsumen mewah kelas menengah ke berhadapan dengan pada tahun 2030.
https://www.youtube.com/watch?v=L1
Artikel ini disadur dari Pasar Barang Mewah Melambat untuk Pertama Kalinya sejak Krisis 2008