JAKARTA – Membangun kemandirian pangan tidak ada sanggup belaka ke slogan saja. Tapi harus melalui kebijakan serta anggaran. Sehingga, Tanah Air mampu berubah bermetamorfosis menjadi negara penghasil pangan dunia.
Selain itu kemandirian pangan ini juga harus diperhatikan pemerintah, di menghadapi bonus demografi di dalam tahun 2035. Hal ini ditegaskan oleh Anggota DPR terpilih periode 2024-2029, Bambang Haryo Soekartono (BHS).
“Ingat dalam 2035 nanti, kita menghadapi bonus demografi. Banyak anak anak yang digunakan ketika ini berkembang akan berubah menjadi andalan Indonesi di 10 tahun yang dimaksud akan datang yang tentunya membutuhkan pangan yang digunakan bergizi. Sehingga sehat juga pintar,” kata BHS, Selasa (22/7/2024).
Bapak Petani Sidoarjo ini prihatin lalu miris ketika mengamati anggaran Kementerian Pertanian yang dimaksud ‘hanya’ berkisar Rp8 triliun yang mana disetujui oleh Kementrian Keuangan untuk tahun anggaran 2025.
Turun mendadak dari anggaran Pertanian di dalam tahun 2018 yang mana telah berkisar Rp24 trilliun. Walaupun Mentan mengajukan penambahan sebesar Rp51,7 trilliun ke hadapan Komisi IV DPR-RI.
“Sepertinya Kementerian Keuangan itu bukan paham ya, kalau pangan itu adalah penggerak sektor ekonomi yang dimaksud paling utama dalam Indonesia,” jelasnya.
“Bahkan dari 67 jt UMKM sebagai penggerak sektor ekonomi sekitar 60 persen dari total perputaran sektor ekonomi di dalam Negara Indonesia itu 50 persennya adalah UMKM yang mana sangat bergantung terhadap beras atau nasi,” tambahnya.
Ketua Dewan Penasihat Pasar se Jawa Timur ini menegaskan, sektor pangan adalah sektor vital suatu negara dan juga juga sektor paling dasar pada menyimpan keberadaan manusia.
“Dari aspek ekonomi, bila beras telah berubah berubah jadi nasi, nilai ekonominya akan meningkat. Dan tentu dari nasi akan berdampak munculnya lauk pauk. Sehingga peningkatan nilai perekonomian dikarenakan beras berubah jadi berpuluh kali lipat setelahnya jadi nasi yang berlauk pauk. Dan memberikan keberadaan untuk sektor lainnya, satu di antaranya minuman. Kan begitu ya,” ungkapnya.
Menurut dia, yang penting dipahami juga adalah pangan merupakan basis dari bidang usaha UMKM yang mana selama ini menunjang perekonomian nasional. Jadi dapat dibayangkan apabila pangan itu berubah menjadi barang langka juga mahal.
Artikel ini disadur dari Hadapi Bonus Demografi, Pemerintah Diminta Bangun Kemandirian Pangan