Bisnis  

Co-firing Biomassa Jadi Pendongkrak Bauran Energi Nasional

JAKARTA – Subholding PLN Energi Primer Negara Indonesia ( PLN EPI ) mengupayakan target transisi energi pada Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan pengembangan ekosistem biomassa sebagai komponen baku utama cofiring pada PLTU.

Vice President Strategi Pembangunan Bisnis Biomassa PLN EPI, Anita Puspita Sari di Knowledge Hub bertajuk Cofiring Biomass Technology: Biomass Supply Chain & Feedstock Management dalam turnamen Electricity Connect 2024, hari terakhir pekan (22/11) menjelaskan PLN EPI mengembangkan lingkungan biomassa berbasis kegiatan ekonomi kerakyatan. Biomassa mampu menjadi salah satu factor pengurangan emisi pada PLTU, sekaligus mampu menyokong perekonomian rakyat.

Anita mengatakan, PLN EPI juga telah terjadi mendirikan rantai pasok biomassa yang mana terintegrasi untuk menjamin stabilitas pasokan ke PLTU. Strategi ini mencakup pengerjaan hub kemudian sub-hub di sekitar PLTU juga optimalisasi logistik menggunakan transportasi darat, laut, juga sungai. Biomassa yang tersebut digunakan mencakup limbah replanting karet, serbuk sagu, batang singkong, hingga komoditas vegetasi energi, seperti Indigofera.

Anita menjelaskan contoh konkret pemanfaatan biomassa oleh PLN EPI melalui Green Economy Village (GEV). Di Tasikmalaya misalnya 30 hektare lahan ditanami 30.000 bibit Indigofera lalu flora tumpang sari, seperti cabai dan juga singkong. Proyek ini tiada hanya sekali menciptakan biomassa tetapi juga pakan ternak, pupuk organik, kemudian pendapatan tambahan bagi masyarakat lokal.

“Melalui konsep pertanian terpadu, kami memanfaatkan lahan kritis untuk flora energi. Model ini menyokong keberlanjutan pasokan biomassa juga juga meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan lebih besar dari 330 petani pada bervariasi wilayah,” tambah Anita.

Di Lampung, pemanfaatan batang singkong mampu menggantikan 2.500 ton batu bara per bulan, melibatkan 23 pekerja dengan pendapatan rata-rata Rp80.000 per hari. Sementara di Aceh, pemanfaatan sekam padi mengangkat 24 tenaga kerja dengan kapasitas 300 ton per bulan.

Baca juga:  Menkop Optimistis Rebranding Koperasi Bisa Bantu Tumbuhkan Kondisi Keuangan 8%

“Program ini bukan hanya sekali ramah lingkungan tetapi juga memberikan dampak sosial yang mana signifikan. Dengan memanfaatkan limbah, kita menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal sekaligus mengupayakan transisi energi hijau,” jelas Anita.

Sebagai bagian dari metamorfosis hijau, PLN Grup tidak ada akan menyetujui secara resmi kontrak baru untuk PLTU, melainkan memaksimalkan aset PLTU yang ada melalui cofiring biomassa. Dengan pendekatan ini, PLN dapat mengempiskan biaya emisi hingga 18,5 jt ton CO2 menjadikannya solusi energi terbarukan yang mana cepat, murah, lalu berdampak luas.

PLN EPI menegaskan bahwa pemanfaatan biomassa, baik dari limbah maupun flora energi, merupakan langkah strategis untuk mengupayakan target NZE 2060 dan juga meningkatkan kemandirian energi nasional.

Artikel ini disadur dari Co-firing Biomassa Jadi Pendongkrak Bauran Energi Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *