JAKARTA – Perkembangan teknologi memproduksi banyak khalayak tak mampu lepas dari gadget, satu di antaranya juga anak-anak. Padahal, memberikan gadget terhadap anak-anak berdampak buruk bagi perkembangan otaknya. Salah satunya anak mampu mengalami cyberbullying .
“Anak akan menciptakan kata-kata tak baik, mengupload konten tidak ada baik sehingga mampu memberikan dampak buruk pada diri beliau dan juga khalayak lain,” ujar Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).
Menurut penelitian yang dimaksud dilaksanakan UNICEF juga Kominfo pada 2011–2012 silam yang dimaksud melibatkan 400 responden anak berusia 10–19 tahun dari 17 provinsi di Indonesia.
Hasil penelitian menyebut, 13 persen dalam antaranya sudah pernah menjadi penderita cyber bullying di planet maya selama tiga bulan.
Bentuk perundungan yang tersebut diterima, meliputi nama mereka yang tersebut berubah jadi materi ejekan, celaan penampilan fisik, juga celaan profesi khalayak tua, misalnya petani atau nelayan.
Untuk itu, dr Rini menyarankan untuk warga tua untuk tidaklah memberikan gadget terhadap anak dalam usia yang digunakan masih kecil.
“Memberi HP (anak) ketika SD gak penting. Kalau batasan usia diberi HP remaja awal 13 tahun. Jangan anak SD sudah ada diberikan HP sendiri, sampai tidur dibawa-bawa HPnya kemudian akhirnya malah mengganggu tidurnya,” tutur dr Rini.
Selain itu, penduduk tua juga penting memproduksi aturan batasan bermain gadget pada waktu di dalam rumah. Namun aturan yang tersebut dibuat yang disebutkan bukanlah belaka untuk anak, tapi juga penduduk tuanya.
“Misalnya batas main gadget jam enam, ya itu berlaku untuk semuanya. Orang tua harus memberi contoh,” ujar dia.
Artikel ini disadur dari Bunda, Waspadai Bentuk Perundungan Anak yang Gemar Bermain Gadget