3 Kecurangan Terbesar pada Bumi Tinju, Salah Satunya Membuat Mata Lawan Terjadi Kerusakan Permanen

Tiga kecurangan terbesar di planet tinju ini kemungkinan besar tak akan pernah dilupakan oleh para pecinta olahraga adu pukul tersebut. Setiap olahraga pastinya terus-menerus mempunyai aturan serta mengedepankan keadilan pada prakteknya.

Meski begitu, tetap akan ada oknum-oknum yang dimaksud melanggar atau melakukan segala cara demi meraih kemenangan sehingga menyebabkan sebuah laga terkesan kontroversial. Inilah tiga kecurangan terbesar pada planet tinju sepanjang sejarah.

3 Kecurangan Terbesar pada Global Tinju

1. Kecurangan Mike Tyson Gigit Telinga Evander Holyfields

3 Kecurangan Terbesar pada Global Tinju, Salah Satunya Membuat Mata Lawan Mengalami Kerugian Permanen

Kecurangan terbesar di planet tinju yang dimaksud pertama ini melibatkan dua nama petinju legendaris, Mike Tyson dan juga Evander Holyfields. Mereka berlaga pada 28 Juni 1997 dalam Las Vegas, di pertandingan ulang perebutan peringkat kelas berat.

Awalnya, pertandingan yang disebutkan berjalan dengan lancar meskipun terkesan sangat intens. Situasi mulai memanas ketika sudah masuk ronde ketiga, dimana pada ketika itu Tyson menggigit telinga kanan Holyfield, merobek sebagian dari daun telinganya.

Holyfield segera teriak kesakitan lalu melompat mundur, menunjukkan luka berdarah pada telinganya terhadap wasit, Mills Lane. Setelah pertimbangan singkat, wasit memutuskan untuk memberikan Tyson peringatan tegas keras juga mengempiskan dua poin dari skornya.

Namun, tak lama pasca pertandingan dilanjutkan Tyson kembali menggigit telinga musuhnya. Kini telinga kiri yang digunakan menjadi targetnya, yang dimaksud menciptakan wasit Mills Lane menghentikan pertandingan serta memutuskan untuk mendiskualifikasi Mike Tyson.

Akibat tindakannya menggigit telinga Holyfield, Tyson dijatuhi hukuman oleh Komisi Atletik Negara Bagian Nevada. Lisensi tinju Tyson dicabut, dan juga ia juga didenda sebesar $3 jt juga dikenakan biaya tambahan.

2. Kekalahan Kontroversial Roy Jones Jr. ke Olimpiade 1988

3 Kecurangan Terbesar di Bumi Tinju, Salah Satunya Membuat Mata Lawan Mengalami Kerusakan Permanen

Salah satu kontroversi terbesar di sejarah tinju Olimpiade berlangsung pada Olimpiade 1988 ke Seoul, Korea Selatan. Roy Jones Jr. yang dimaksud merupakan petinju muda berbakat dari Amerika Serikat dianggap mengalami kekalahan kontroversial dari petinju Korea Selatan, Park Si-Hun di final.

Baca juga:  Terima Kasih menghadapi Bantuan Menpora serta PSSI

Statistik menunjukkan bahwa Jones mendaratkan 86 pukulan bersih dibandingkan dengan belaka 32 pukulan dari Park, yang jelas mencerminkan betapa dominannya Jones di pertandingan tersebut. Meski begitu, para juri justru memberikan peringkat juara untuk petinju Tuan Rumah.

Setelah insiden tersebut, muncul banyak prakiraan tentang adanya korupsi serta tekanan kebijakan pemerintah terhadap para juri. Beberapa bulan pasca Olimpiade, tiga dari lima juri yang dimaksud memberikan tindakan pada pertandingan yang disebutkan diketahui telah terjadi diberi sanksi oleh sebab itu keterlibatan pada beragam bentuk perilaku bukan etis di kompetisi.

Meskipun Jones kalah secara kontroversial, beliau dianugerahi Val Barker Trophy yang diberikan terhadap petinju terbaik pada Olimpiade berdasarkan performa keseluruhan.

Meski demikian, persoalan hukum Roy Jones Jr. pada Olimpiade 1988 masih berubah menjadi salah satu contoh paling mencolok dari ketidakadilan di olahraga serta bagaimana tekanan urusan politik atau faktor-faktor lain dapat memengaruhi hasil kompetisi.

3. Kecurangan Luis Resto Terhadap Billy Collins Jr

3 Kecurangan Terbesar di Bumi Tinju, Salah Satunya Membuat Mata Lawan Mengalami Kerusakan Permanen

Pertandingan tinju antara Billy Collins Jr. menghadapi Luis Resto pada 16 Juni 1983 bermetamorfosis menjadi salah satu momen paling gelap pada sejarah tinju. Akibat kecurangan ini, karier Collins sebagai petinju harus hancur.

Artikel ini disadur dari 3 Kecurangan Terbesar dalam Dunia Tinju, Salah Satunya Membuat Mata Lawan Rusak Permanen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *