Tak banyak atlet yang digunakan mampu merasakan medali emas Olimpiade . Di Asia Tenggara, barusegelintir yang tersebut merasakan puncak tertinggi di pesta olahraga terakbar dunia. Susi Susanti menjadi penduduk Asia Tenggara pertama yang mengecap manisnya emas Olimpiade.
Sejak berpartisipasi pada Olimpiade pada tahun 1924, negara-negara Asia Tenggara harus menanti hingga tahun 1992 untuk mengawasi atlet merek meraih medali emas pertama, melalui aksi heroik pebulu tangkis Indonesia, Susi Susanti .
Hanya empat negara dalam kawasan ini yang mana berhasil mencatatkan prestasi tersebut, yaitu Indonesia, Thailand, Singapura, juga Vietnam. Berikut adalah 18 momen bersejarah ke mana lagu kebangsaan negara-negara Asia Tenggara berkumandang dalam podium tertinggi Olimpiade.
1. Susi Susanti (Indonesia, Bulu Tangkis, 1992)
Susi Susanti berubah menjadi atlet pertama dari Asia Tenggara yang digunakan meraih medali emas dalam Olimpiade Barcelona 1992. Sebagai pemain bulu tangkis nomor satu planet ketika itu, Susanti hanya saja kehilangan satu set sepanjang turnamen.
2. Alan Budikusuma (Indonesia, Bulu Tangkis, 1992)
Beberapa jam pasca Susanti meraih emas, Alan Budikusuma, yang mana pada waktu itu merupakan kekasih Susanti, menambah koleksi medali emas Negara Indonesia dengan kemenangan dalam nomor tunggal putra. Pasangan ini kemudian dijuluki “Golden Couple” serta disambut dengan parade besar di dalam Jakarta.
3. Somluck Kamsing (Thailand, Tinju, 1996)
Somluck Kamsing mencatat sejarah sebagai atlet Thailand pertama yang dimaksud meraih medali emas dalam Olimpiade Atlanta 1996 pada kategori tinju kelas bulu. Kamsing kemudian merambah globus seni peran kemudian musik setelahnya kepulangannya yang disambut meriah ke Thailand.
4. Rexy Mainaky/Ricky Subagja (Indonesia, Bulu Tangkis, 1996)
Pasangan ganda putra dominan era 90-an, Rexy Mainaky dan juga Ricky Subagja, meraih medali emas dalam Olimpiade Atlanta 1996. Mereka mengalahkan pasangan Negara Malaysia pada tiga set yang tersebut menegangkan.
5. Wijan Ponlid (Thailand, Tinju, 2000)
Wijan Ponlid mengungguli emas dalam kelas terbang pada Olimpiade Sydney 2000. Kepulangannya disambut dengan parade besar, sebuah rumah baru, lalu lebih besar dari 20 jt baht sebagai penghargaan.
6. Tony Gunawan/Candra Wijaya (Indonesia, Bulu Tangkis, 2000)
Tony Gunawan juga Candra Wijaya meneruskan dominasi Negara Indonesia ke nomor ganda putra dengan meraih emas pada Olimpiade Sydney 2000, mengalahkan pasangan Korea Selatan di tiga set.
7. Taufik Hidayat (Indonesia, Bulu Tangkis, 2004)
Taufik Hidayat, salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia, meraih emas di dalam nomor tunggal putra pada Olimpiade Athena 2004 dengan kemenangan meyakinkan berhadapan dengan pemain Korea Selatan.
8. Udomporn Polsak (Thailand, Angkat Besi, 2004)
Udomporn Polsak berubah menjadi wanita Thailand pertama yang dimaksud meraih medali emas dalam Olimpiade Athena 2004 pada kategori angkat besi kelas bawah 53kg.
9. Pawina Thongsuk (Thailand, Angkat Besi, 2004)
Pawina Thongsuk mengikuti jejak Udomporn dengan meraih kemenangan emas di dalam kategori angkat besi kelas bawah 75kg dalam Olimpiade Athena 2004.
10. Manus Boonjumnong (Thailand, Tinju, 2004)
Manus Boonjumnong meraih kemenangan emas di dalam kategori tinju kelas welter ringan pada Olimpiade Athena 2004 dengan gaya bertarung yang mana cerdik.
11. Hendra Setiawan/Markis Kido (Indonesia, Bulu Tangkis, 2008)
Hendra Setiawan lalu Markis Kido melanjutkan tradisi emas ganda putra Nusantara di Olimpiade Beijing 2008, mengalahkan pasangan tuan rumah China dalam final.
12. Somjit Jongjohor (Thailand, Tinju, 2008)
Somjit Jongjohor meraih emas dalam kelas terbang pada Olimpiade Beijing 2008 pasca perniagaan keras sejak Olimpiade Athena 2004.
13. Prapawadee Jaroenrattanatarakoon (Thailand, Angkat Besi, 2008)
Prapawadee meraih emas di kategori angkat besi kelas bawah 53kg dalam Olimpiade Beijing 2008, membuktikan ramalan manusia peramal tentang namanya yang digunakan menyebabkan keberuntungan.
14. Joseph Schooling (Singapura, Renang, 2016)
Joseph Schooling menggemparkan bola renang dengan mengalahkan idolanya, Michael Phelps, ke final gaya kupu-kupu 100m pada Olimpiade Rio 2016, meraih emas pertama bagi Singapura.
15. Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (Indonesia, Bulu Tangkis, 2016)
Pasangan ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir serta Tontowi Ahmad, meraih emas pada Olimpiade Rio 2016 tanpa kehilangan satu set pun.
16. Sopita Tanasan (Thailand, Angkat Besi, 2016)
Sopita Tanasan melanjutkan tradisi emas angkat besi Thailand dengan mengungguli kategori bawah 48kg di Olimpiade Rio 2016.
17. Sukanya Srisurat (Thailand, Angkat Besi, 2016)
Sukanya Srisurat mencetak rekor Olimpiade pada angkatan snatch serta mengungguli emas pada kategori bawah 58kg pada Olimpiade Rio 2016.
18. Hoang Xuan Vinh (Vietnam, Menembak, 2016)
Hoang Xuan Vinh berubah jadi peraih medali emas tertua dari Asia Tenggara pada waktu mengungguli nomor pistol udara 10m di Olimpiade Rio 2016, sekaligus mengakhiri penantian panjang Vietnam.
Prestasi ini menunjukkan bahwa meskipun Asia Tenggara miliki jumlah keseluruhan negara yang digunakan relatif sedikit di dalam pentas Olimpiade, partisipasi atlet-atletnya pada meraih medali emas sangat signifikan serta menginspirasi. Bantuan yang digunakan terus menerus dari pemerintah dan juga federasi olahraga nasional diharapkan dapat terus meningkatkan prestasi dalam masa mendatang.
Artikel ini disadur dari 18 Atlet Asia Tenggara Peraih Medali Emas Olimpiade: Susi Susanti sang Pionir